Senin, 20 Mei 2013

JAGAT BESEMAH - Kota Pagaralam, Sumsel


JAGAT BESEMAH:
SATU PERIODE DALAM SEJARAH BESEMAH


Asal Nama dan Berbagai Pengertian “Besemah”

Nama “Besemah” berasal dari nama ikan, yakni ikan semah, ikan dari jeniscyprimus, termasuk famili ikan semah ini juga tambra dan ikan-mas (Faille, 1971:16). Salahsatu cerita tentang asal nama “Besemah” ini tersurat dalam naskah “Kitab Puyang Menjadikan Jagat Besemah”.
Cerita itu, dalam bahasa sekarang, bunyinya sebagai berikut.
“Maka Puteri Kenantan Buwih (isteri Radin Atung Bungsu) turun (ke sungai) membasuh beras. Maka bakul berasnya dimasuki oleh anak ikan semah. Tatkala Puteri Kenantan Buwih pulang dari membasuh beras dan ada membawa anak ikan semah, maka tanah (daerah sekitar) itu dinamai oleh Atung Bungsu Tanah Besemah”.

Secara morfologis, Besemah berasal dari kata dasar semah, ditambah awalan be- (ber-) yang berarti ‘ada’, ‘memiliki‘, atau ‘mengandung’ apa yang disebut kata dasar.Besemah berarti “ada semah”-nya. Sungai tempat ditemukan ikan tersebut disebutAyik Besemah. Ayik Besemah (Air Besemah), berarti air (sungai) yang ada ikansemah-nya; tanah atau daerah tempat sungai itu berada disebut Tanah Besemah yang berarti” tanah” atau “daerah” yang di sungai-sungainya ada atau banyak hidup ikansemah.

Istilah “Besemah” acapkali ditulis bahkan diucapkan dengan “Pasemah”. Penyebutan istilah “Pasemah” yang tidak tepat ini pada dasarnya berpedoman kepada literatur asing, terutama penulis Belanda, yang menuliskan nama Besemah dengan kataPasemah, Pasmah, bahkan Passumah. Hal ini disebabkan kemungkinan orang asing tersebut, termasuk orang Arab, sulit atau tidak dapat melafalkan bunyi “be”, sehingga kata-kata yang berawalan “be” mereka ucapkan “ba”, “fa”, dan “pa”. Demikianlah asal mulanya istilah Besemah dituliskan menjadi Pasemah. Contoh lain, namaPelimbang dari pelimbangan menjadi Palembang dan kadang-kadang diucapkanFalimban.

Sudah saatnya, kita orang Besemah mengembalikan istilah atau sebutan kepada aslinya, yaitu Besemah. Untuk membuktikan nama yang benar menurut asal kejadian kata seperti diuraikan di atas adalah Besemah dan bukan Pasemah, berikut ini beberapa kata yang dapat dianalogikan pada kata itu, seperti,
- becengkak, artinya ada cengkak-nya, bukan *pacengkak yang tidak mempunyai makna.
- bemejahir, artinya ada mejahir-nya, bukan *pamejahir yang tidak mempunyai makna.
- beikan-mas, artiny ada ikan-mas-nya, bukan *paikan-mas yang tidak mempunyai makna.
- be-ayam, artinya ada ayamnya, bukan *pa-ayam yang tidak mempunyai makna.
Jadi cukup jelas, istilah Besemah tersebut mempunyai maksud dan arti, yaitu “adasemah-nya”, bukan *pasemah yang tidak mempunyai makna dan arti dalam konteks bahasa Besemah.

Nama “Besemah” diberikan oleh Atung Bungsu untuk menyebut sungai yang bermuara di sungai Lematang dan berasal dari utara Bukit Patah, melintas dusun Serendale. Sungai, tempat Puteri Kenantan Buwih membasuh beras dan mendapat anak ikan semah itu, sampai saat ini masih disebut dengan nama Ayik Besemah (Air Besemah atau sungai Besemah) yang dulu disebut juga “Batanghari Besemah”. Selain untuk menyebut nama sungai (Ayik Besemah), nama “Besemah” juga menjadi nama daerah di sekitar sungai tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, daerah di sekitarAyik Besemah itu dikenal dengan nama Rurah Besemah Tengah (Daerah Besemah Tengah Padang).
Sekarang ini, Ayik Besemah dilintasi oleh jalan raya dari Palembang, melewati kawasan wisata “Liku Lematang Indah” yang menuju pusat Kota Pagaralam, Kota Perjuangan dan Kota Wisata di Sumatera Selatan. Jembatan Ayik Besemah menjadi batas dusun Karang-anyar dengan dusun Tebat-gunung Baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar