Di foodcourt bandara Medan, beberapa waktu lalu, saya pernah melihat seorang Ibu ngasih sambal ke mulut anaknya yang baru berusia lima-enam tahun karena mengucapkan kosakata yang amat tidak pantas disebutkan. Sudah diberi peringatan, jangan diulangi, si anak itu tetap bilang. Benar-benar dikasih sambal oleh Ibunya.
Anak yang masih kecil itu menangis, kepedasan, mulutnya harus dilap, dikasih air,dan terus menangis hingga kemudian dia memeluk leher ibunya, minta maaf, bilang tidak akan mengulanginya lagi. Itu kejadian yang menarik sekali. Setengah jam kemudian di ruang tunggu bandara, sambil menunggu boarding, si anak ini sudah riang bermain, menjadi anak yang baik.
Di dunia maya ini, sepertinya banyak yang tidak pernah dikasih sambal mulutnya ketika masih kanak-kanak, hingga ketika besar tetap saja mulutnya merasa bebas mau ngomong apa saja.
Ketahuilah, apa yang kita tulis, bagaimana kita membuat profile, nama profile, bagaimana kita menulis komen, itu mencerminkan diri kita. Teko berisi air madu akan menumpahkan air madu. Tapi teko berisi comberan yang keluar tidak akan jauh dari hal2 busuk, bikin mual, amat mengganggu.
*Tere Lije
Senin, 12 Agustus 2013
THINK
Kita tidak perlu membuktikan apapun kepada siapapun bahwa kita itu baik, setia, ramah, berbakti, pintar, kaya, dsbgnya.
Buat apa? Sama sekali tidak perlu. Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain. Karena toh, kalaupun orang lain menganggap kita demikian, pada akhirnya tetap kita sendiri yang tahu persis apakah kita memang sebaik, ramah, pintar, setia, kaya, dan sebagainya tersebut.
*Tere Lije
Buat apa? Sama sekali tidak perlu. Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain. Karena toh, kalaupun orang lain menganggap kita demikian, pada akhirnya tetap kita sendiri yang tahu persis apakah kita memang sebaik, ramah, pintar, setia, kaya, dan sebagainya tersebut.
*Tere Lije
Langganan:
Postingan (Atom)