Selasa, 04 Desember 2012

MOTIVASI

Luar biasa.Melejitkan potensi diri

http://www.youtube.com/watch?v=b-DXgiiNq1w

akucintaindonesia

Barangsiapa ingin mutiara,harus berani terjun di lautan yang dalam -Ir. Soekarno

 “Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri”- Ir. Soekarno 


Ketika Akhwat Menawarkan Diri


~* Ketika Akhwat Menawarkan Diri *~.

Assalaamu'alaikum, Sahabat BiHaRiM..
Masih ingat kan, tentang Sayyidah Siti Khadijah radhiallahu 'anha yang melamar Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam? Juga seorang shahabiyah radhiallah

u 'anha yang menawarkan dirinya pada Rasulullah untuk dinikahi, tetapi kemudian Allah memberi pilihan lain hingga shahabiyah ini dinikahi oleh lelaki lain dengan mahar hafalan Qur`an (lihat kitab shahih Muslim, bab Nikah).

Dua contoh di atas, bisa dijadikan teladan, khususnya para akhwat yang sudah rindu menikah namun jodoh tak kunjung datang. Tak kunjung datang ya? Cuma nunggu sih.. Kenapa harus menunggu ikhwan yang belum tentu siapa, dan kapan datangnya?

Jika Siti Khadijah dan shahabiyah saja menawarkan diri, akhwat sekarang pun tentu bisa, 'why not' ya, kenapa tidak? Tidak akan menjadi rendah ataupun hina seorang akhwat yang menawarkan diri karena Allah, justru mereka akan Allah muliakan sebagaimana Allah memuliakan Siti Khadijah, juga shahabiyah tersebut. InsyaAllah..

Namun sebelum ukhti menawarkan diri pada ikhwan, ada beberapa tahap yang perlu ukhti perhatikan..

1. KOREKSI
Koreksi niat dari hati nurani bukan hati sanubari, apa alasan ukhti menawarkan diri? Jangan sampe hanya karena kebaikan ikhwannya. Maksudnya baik wajahnya, baik hartanya, baik agamanya ataupun baik sama ukhti. Tapi niatkanlah, pada siapa pun ukhti menawarkan diri, itu hanya salah satu bentuk ikhtiar ukhti untuk menggenapkan separuh agama ukhti, tentu dengan lillaahi ta'ala.
Sssttt..berharap tawarannya diterima sang ikhwan, boleh-boleh aja, wajar kok. Tapi sebaiknya berharaplah hanya pada Allah, "wa ilaa Rabbika farghab". Mudah-mudahan Allah yang membukakan hatinya untuk menerima tawaran ukhti. Atau mungkin Allah akan membukakan jalan lain yang lebih baik, setelah melihat kesungguhan ikhtiar ukhti.

2. SELEKSI
Selektif dalam menentukan calon pasangan, sudah menjadi bakat para akhwat, betul tidak? (kalo ikhwan mah nggak tuh, nggak jauh beda maksudnya..) ^_^
Selektif disini bukan berarti pilih-pilih sekehendak kita, "Biarpun ganteng, gak apa-apa deh kaya juga, yang penting shaleh..", hehe..maunya itu mah..@#?! Maksudnya begini, seleksilah ikhwan yang baik agamanya, lalu serahkan pada Allah melalui istikharah. Karena kita tidak tahu, apakah pilihan kita baik atau tidak menurut pandangan Allah.
Lalu tandanya bagaimana? Bukan lewat mimpi, atau kecenderungan yang datang dari hati sanubari. Tetapi ada kecenderungan yang datang dari hati nurani, yang terkadang kita tidak mengerti, kenapa justru malah 'dia' orangnya? Setelah menemukan kecenderungan yang mantap pada seorang ikhwan, maka ikhwan itulah yang lulus seleksi ukhti, dan lulus seleksi Allah dari hasil istikharah. Kemudian tempuhlah tahapan selanjutnya.

3. EKSEKUSI
Inilah saatnya untuk beraksi..?! Melakukan ekseskusi dengan menawarkan diri pada si 'doi' yang udah lama dinanti.
Caranya, bisa dilakukan sendiri, atau minta bantuan pada 'Sang Murobi', atau siapa saja yang bisa diminta membantu ukhti.
Menyampaikannya bagaimana? Bisa lewat surat, lewat email, lewat sms, atau disampaikan melalui orang yang diminta bantuan tadi. Atau kalau perlu bicara langsung pada si 'doi', yang tentunya ukhti harus didampingi (biar gak ada fitnah syaithan, yoi..!).
Apa yang harus dikatakan? Sederhana aja, ukhti bisa bilang,
"Akhi, nikah yuk..@#?!" terus lari, kalo perlu ngumpet ditiang listrik (nggak gitu juga kali..) ^_^
Saya rasa setiap orang punya cara tersendiri, apalagi seorang akhwat. Tentunya tanpa harus bertele-bertele, panjang lebar, atau malah 'ngaler ngidul'.

Mungkin sekedar untuk referensi para akhwat, sebelum saya khitbah, saya pernah mendapat sebuah sms dari akhwat yang tahu bahwa saya ingin segera menikah. Isinya begini,
"Izinkan aku mendampingimu mencapai tujuanmu..!"
Atau, bisa juga dengan ungkapan-ungkapan lain, yang tentunya diungkapkan dengan baik dan santun, tidak menimbulkan fitnah, dan tidak menyebabkan kotor hati.

Jadi, sekali lagi, bila ukhti rindu menikah, jangan hanya 'diam', atau hanya menunggu ikhwan yang belum tentu siapa dan kapan datangnya. Ukhti bisa berikhtiar menawarkan diri, dengan tahapan.. "KOREKSI, SELEKSI, dan EKSEKUSI.."

Semoga bermanfa'at..
Keep istiqamah, keep ukhuwah, keep rindu menikah.. \(^_^)

Baarakallahu fiikum..

BELAJAR HIDUP SEHAT

"BUNGA matahari atau Helianthus annuus L adalah tumbuhan asli dari Amerika Utara, tepatnya di daerah Mexico, Peru dan Cile. Tanaman ini berasal dari familia compositeae (asteraceae). Ada sekitar 67 spesies dalam genus Helianthus ini. Alasan yang paling masuk akal kenapa bernama bunga matahari adalah karena bunga ini selalu menghadap kearah datangnya sinar matahari. Manfaat dari masing-bagian tumbuhan ini berbeda-beda. Untuk biji bermanfaat sebagai Anti dysentery, membangkitkan nafsu makan, lesu, sakit kepala, disenteri berdarah, merangsang pengeluaran cairan tubuh (hormon, enzym, dll.), merangsang pengeluaran campak (measles)."

Merunduk Tawadhu' Setinggi Rembulan


MERUNDUK TAWADHU' SETINGGI REMBULAN


Hmm.. malam ini akan saya berikan sebuah cerita, semoga ada yang mau mengambil hikmahnya.

Saya mengenal beberapa orang yang tampil amat bersahaja. Kita sebut saja salah-satu diantaranyaa adalah Pak Eddy.

Hal yang paling menakjubkan dari Pak Eddy ini, meskipun dia adalah pemilik salah-satu perusahaan besar di Indonesia, dengan karyawan belasan ribu orang, dia selalu tampil bersahaja. Dia sering tidur di p

abrik, bermalam menemani karyawannya lembur, tampil dengan pakaian sederhana, sepatu sederhana, tidak segan memakai seragam buruh, makan bersama dengan karyawannya di kantin, berkeliling pabrik dan kantor memeriksa karyawan, bertanya, dan hal-hal kecil lainnya. Tentu saja itu bukan pencitraan, perusahaan itu milik dia 100%, bahkan mau ditutup sekalipun terserah dia. Pak Eddy tidak memerlukan pujian siapapun dengan tampil sederhana, jadi dia melakukannya karena dia memang sesimpel itu.

Nah, kadang hal ini justeru memunculkan situasi menggelikan--sekaligus mengharukan. Banyak orang salah paham, menyangka Pak Eddy ini hanya karyawan biasa. Salah-satunya adalah kenapa sy menuliskan cerita ini. Here we go, pada suatu hari, ada seorang anak muda (pintar sekali anak muda ini; baru lulus dari kampus paling elit, jurusan elit), diterima sebagai management trainee di perusahaan tersebut. Itu jalur penerimaan yg baik, besok lusa, kalau berprestasi, maka dengan cepat anak muda ini bisa naik pangkat jadi manajer, terus naik ke atas.

Itu hari ketiga dia bekerja, dia sibuk mempelajari banyak bahan tentang perusahaan tersebut. Membaca dokumen2 yang akan terkait pekerjaannya. Pagi itu, dia ingin memfotokopi salah-satu dokumen SOP (standar operational & prosedur) pabrik, celingak-celinguk di meja kerjanya, lewatlah Pak Eddy yang baru datang, tanpa membawa tas mahal, tanpa dikawal ajudan, bersahaja. Anak muda kita ini salah paham, dia kira ini karyawan OB, pesuruh yang datang pagi2 sekali, maka langsung hajar bleh berseru, "Pak, bisa foto-kopiin dokumen ini." Pak Eddy menoleh, diam sejenak, lantas tersenyum, mengangguk. "Fotokopi dari halaman sekian ke halaman sekian." Anak muda kita ini memastikan. Pak Eddy mengangguk.

Lima menit berlalu, Pak Eddy kembali membawa hasil fotokopian. Si anak muda ini, entah apa yang di kepalanya, justeru meminta di fotokopiin lagi dokumen yang lain. Pak Eddy tersenyum, lagi-lagi mengangguk. Kantor masih relatif sepi, jadi tidak ada yang segera memberitahu anak muda jagoan kita ini, bahwa dia telah melakukan kesalahpahaman super fatal. Petugas mesin fotokopi pun baru datang saat Pak Eddy kali kedua mengoperasikan mesin fotokopi, bergegas bilang biar dia saja. Pak Eddy tersenyum, tidak usah, toh selama ini dia sering melakukannya sendiri.

Lima menit berlalu, Pak Eddy kembali menyerahkan hasil fotokopian. Si anak muda itu yang lagi sibuk membaca dokumen hanya bilang, "letakkan saja di atas meja, pak." bahkan tanpa merasa perlu bilang terimakasih. Pak Eddy mengangguk, lantas beringsut pergi.

Tidak ada yang tahu situasi itu hingga sore harinya. Saat jadwal karyawan baru management trainee dikenalkan ke presiden direktur perusahaan oleh bagian HRD. Betapa pucat pasi-lah anak muda kita ini. Pias. Bersalaman dengan tukang fotokopinya tadi pagi. Nah, kenapa saya bilang mengharukan, karena tidak sedikit pun Pak Eddy mengungkit hal tersebut. Hanya tersenyum, menepuk bahu si anak muda, bilang, "Selamat bekerja, Nak." Hingga esok lusa, hingga esok lusanya lagi, tidak diungkit2. Kisah ini diketahui saat si anak muda ini dengan penuh penyesalan, di sesi feedback anak2 MT dengan HRD, mengakui dia telah melakukan hal bodoh tersebut.

Itu benar, kejadian tersebut salah paham. Namanya juga anak baru, dia belum kenal siapapun, dan dalam pemahaman orang2 tertentu mungkin wajar2 saja dia menyuruh2 OB/pesuruh. Tetapi kisah ini seharusnya memberikan kita hikmah; selalulah pandai-pandai membawa diri. Salah satu kebijaksanaan yang semakin sering diabaikan oleh orang2 yg serba ingin cepat, serba ingin praktis saat ini adalah: pelajaran tahu diri. Lupa untuk mengukur diri sendiri. Lupa untuk sering2 bertanya, siapa kita, apa sih kita?

Semoga kita tidak mengalaminya.