(1)
Bagi wanita, hal paling penting yg kokoh, kuat, bukan fisiknya, tapi hatinya. Tentu saja akan lebih baik jika fisiknya juga kuat.
(2)
Bagi laki-laki, hal yang paling penting tangguh, tegar, juga bukan fisiknya, tapi rasa sabarnya. Pun tentu saja akan lebih baik jika fisiknya juga tangguh.
Mungkin demikian.
--Tere Lije
Selasa, 30 April 2013
Lagu anak-anak dan cinta
Apakah cinta kita kelak seperti balonku ada lima?
Maka jangankan "balonku tinggal empat", satu balon tersisa atau tidak ada sama sekali pun
Tetap kupegang erat-erat?
Apakah cinta kita kelak seperti naik-naik ke puncak gunung?
Maka jangankan "kiri-kanan kulihat saja, banyak pohon cemara",
Bahkan kiri-kanan kulihat saja, banyak jurang terjal, kita tetap mendaki hingga tinggi-tinggi sekali?
Apakah cinta kita kelak seperti lihat kebunku penuh dengan bunga?
Pun tidak ada "mawar melati, semuanya indah"
Hanya ada semak berduri, semuanya tetap indah? Dan "setiap hari kusiram semua"
Apakah cinta kita kelak seperti nenek moyangku orang pelaut?
Yang sungguhlah kita akan selalu "menerjang ombak tiada takut, menempuh badai sudah biasa"
Aduhai, ternyata cinta bisa diilustrasikan seperti lagu kanak-kanak.
Maka, sungguh, sebagai penutupnya, kawan
Kita simpan yang terbaik.
Apakah cinta kita kelak seperti "burung kakak tua hinggap di jendela?"
Meski pasangan kita sudah 'giginya tinggal dua', kita akan selalu tetap cinta?
Alamak.
Maka jangankan "balonku tinggal empat", satu balon tersisa atau tidak ada sama sekali pun
Tetap kupegang erat-erat?
Apakah cinta kita kelak seperti naik-naik ke puncak gunung?
Maka jangankan "kiri-kanan kulihat saja, banyak pohon cemara",
Bahkan kiri-kanan kulihat saja, banyak jurang terjal, kita tetap mendaki hingga tinggi-tinggi sekali?
Apakah cinta kita kelak seperti lihat kebunku penuh dengan bunga?
Pun tidak ada "mawar melati, semuanya indah"
Hanya ada semak berduri, semuanya tetap indah? Dan "setiap hari kusiram semua"
Apakah cinta kita kelak seperti nenek moyangku orang pelaut?
Yang sungguhlah kita akan selalu "menerjang ombak tiada takut, menempuh badai sudah biasa"
Aduhai, ternyata cinta bisa diilustrasikan seperti lagu kanak-kanak.
Maka, sungguh, sebagai penutupnya, kawan
Kita simpan yang terbaik.
Apakah cinta kita kelak seperti "burung kakak tua hinggap di jendela?"
Meski pasangan kita sudah 'giginya tinggal dua', kita akan selalu tetap cinta?
Alamak.
Tak perlulah aku keliling dunia
Kapur putih yang pucat
Terasa penuh warna
Dan pelangi yang enggan datang pun berbinar
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Kertas putih yang pudar
Tertulis seribu kata
Dan ku ungkap semua yang sedang ku rasa
Dengarkanlah kata hatiku
Bahwa ku ingin untuk tetap disini
Terasa penuh warna
Dan pelangi yang enggan datang pun berbinar
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Kertas putih yang pudar
Tertulis seribu kata
Dan ku ungkap semua yang sedang ku rasa
Dengarkanlah kata hatiku
Bahwa ku ingin untuk tetap disini
Tak perlulah aku keliling dunia
Biarkan ku disini
Tak perlulah aku keliling dunia
Karna ku tak mau jauh
Darimu
Biarkan ku disini
Tak perlulah aku keliling dunia
Karna ku tak mau jauh
Darimu
Dunia boleh tertawa
Melihatku bahagia
Walau ditempat yang kau anggap tak biasa
Biarkanlah aku bernyanyi
Berlari berputar menari disini
Melihatku bahagia
Walau ditempat yang kau anggap tak biasa
Biarkanlah aku bernyanyi
Berlari berputar menari disini
(Tak perlulah aku keliling dunia)
Tak perlulah aku keliling dunia
Karna kau disini
Tak perlulah aku keliling dunia
Kaulah segalanya bagiku
Karna kau disini
Tak perlulah aku keliling dunia
Kaulah segalanya bagiku
Di Duniaaa.. Aaa.. Aaa.. Aaa.. Aaa..
(Tak perlulah aku keliling dunia)
Tak perlulah aku keliling dunia
Kaulah segalanya bagikuuu. Uuu..
Di dunia..
Tak perlulah aku keliling dunia
Kaulah segalanya bagikuuu. Uuu..
Di dunia..
GITA GUTAWAA
Sabtu, 20 April 2013
masa remaja
Mau
kalian tergolong kuper, termasuk kutu buku, tidak gaul di sekolah, tidak
populer, tidak jadi murid paling pintar, tidak juga paling
tampan/cantik, kalian tetap spesial. Sungguh kalian tetap spesial.
Jangan habiskan waktu memikirkan hal-hal yang tidak perlu dipikirkan,
apalagi berusaha menarik perhatian dengan cara2 keliru. Biarin saja
orang2 lain sibuk dengan pergaulan dan
caranya, kalian fokus saja belajar, sekolah, membaca banyak buku,
menguasai banyak pengetahuan, dan mengerjakan hobi yang positif (seperti
olahraga, menyanyi, melukis, menulis, fotografi, travelling, dsbgnya).
Habiskan waktu bersama keluarga, sayangi mereka. Miliki teman2 baik yang
peduli, saling belajar satu sama lain.
Masa remaja itu singkat sekali, lebih singkat dibanding masa kanak-kanak, apalagi dibandingkan masa dewasa. Sekali masa itu lewat, tidak akan pernah kembali, dan kita hanya bisa mengenangnya.
Masa remaja itu singkat sekali, lebih singkat dibanding masa kanak-kanak, apalagi dibandingkan masa dewasa. Sekali masa itu lewat, tidak akan pernah kembali, dan kita hanya bisa mengenangnya.
ayoo semangat membaca ...
ayoo semangat membaca ...
Kalau
kita ingin punya pintu kemana saja milik Doraemon, sebenarnya mudah.
Banyak-banyaklah membaca buku, itu juga jendela ajaib kemana saja.
Bedanya dengan punya Doraemon, punya kita nyata, kongkret, bukan sekadar serial kartun. Sungguh tidak akan merugi orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan membaca buku.
--Tere Lije
Bedanya dengan punya Doraemon, punya kita nyata, kongkret, bukan sekadar serial kartun. Sungguh tidak akan merugi orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan membaca buku.
--Tere Lije
Embun, Purnama & Sunset. Duh, Eloknya.. ♥
Embun, Purnama & Sunset. Duh, Eloknya.. ♥
Kenapa embun itu indah,
Karena butir airnya tidak menetes
Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun
Kenapa purnama itu elok,
Karena bulan balas menatap di angkasa
Sekali dia bergerak, tidak ada lagu purnama
Aduhai, mengapa sunset itu menakjubkan
Karena matahari menggelayut malas di kaki langit
Sekali dia melaju, hanya tersisa gelap dan debur ombak
Mengapa pagi itu menenteramkan dan dingin
Karena kabut mengambang di sekitar
Sekali dia menguap, tidak ada lagi pagi
Di dunia ini,
Duhai, ada banyak sekali momen-momen terbaik
Meski singkat, sekejap,
Yang jika belum terjadi langkah berikutnya
Maka dia akan selalu spesial
Sama dengan kehidupan kita, perasaan kita,
Menyimpan perasaan itu indah
Karena penuh misteri dan menduga
Sekali dia tersampaikan, tidak ada lagi menyimpan
Menunggu seseorang itu elok
Karena kita terus berdiri setia
Sekali dia datang, tidak ada lagi menunggu
Bersabar itu sungguh menakjubkan
Karena kita terus berharap dan berdoa
Sekali masanya tiba, tiada lain kecuali jawaban dan kepastian
Sungguh tidak akan keliru bagi orang2 yang paham
Wahai, tahukah kita kenapa embun itu indah?
Karena butir airnya tidak menetes,
Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun.
Masa singkat yang begitu berharga.
komitmen dan kepercayaan.
Ketika
kita menyukai seseorang, bukan berarti kita pasti akan suka selamanya.
Ada masa-masa rasa suka itu berkurang, bahkan hilang sama sekali. Tetapi
juga bukan berarti kalau sudah tidak suka lagi, maka selesai begitu
saja.
Itulah gunanya komitmen, kepercayaan, yang akan membawa kembali perasaan suka persis seperti pertama kali dulu kenapa kita suka seseorang tersebut, atau malah lebih.
Kita tidak akan pernah bisa menghidupi sebuah hubungan jangka panjang hanya dengan cinta. Kita memerlukan energi lain, yaitu komitmen, kepercayaan.
--Tere Lije
Itulah gunanya komitmen, kepercayaan, yang akan membawa kembali perasaan suka persis seperti pertama kali dulu kenapa kita suka seseorang tersebut, atau malah lebih.
Kita tidak akan pernah bisa menghidupi sebuah hubungan jangka panjang hanya dengan cinta. Kita memerlukan energi lain, yaitu komitmen, kepercayaan.
--Tere Lije
"Cinta adalah persahabatan"
"Cinta adalah persahabatan"
Quote ini menghiasai banyak sekali film, buku, lagu, puisi. Kalian pasti pernah mendengarnya di manalah, bukan?
Tapi sebenarnya, menurut hemat saya, poin quote ini bukan: maka cinta sejati kalian kadang adalah sahabat sendiri, silahkan cek sahabat2nya. Bukan itu.
Melainkan ketika kita tiba di level paling tinggi sebuah hubungan cinta, maka cinta itu berubah mengkristal menjadi persahabatan. Seperti orang tua kita, seperti kakek-nenek kita. Seperti orang2 tua di sekitar kita. Cinta mereka menjelma menjadi persahabatan abadi. Bahkan mereka terlihat mirip satu sama lain, wajahnya, cara bicaranya, cara berjalannya. Seperti dua sahabat karib yang begitu dekat--karena, oleh dan untuk cinta.
--Tere Lije
Quote ini menghiasai banyak sekali film, buku, lagu, puisi. Kalian pasti pernah mendengarnya di manalah, bukan?
Tapi sebenarnya, menurut hemat saya, poin quote ini bukan: maka cinta sejati kalian kadang adalah sahabat sendiri, silahkan cek sahabat2nya. Bukan itu.
Melainkan ketika kita tiba di level paling tinggi sebuah hubungan cinta, maka cinta itu berubah mengkristal menjadi persahabatan. Seperti orang tua kita, seperti kakek-nenek kita. Seperti orang2 tua di sekitar kita. Cinta mereka menjelma menjadi persahabatan abadi. Bahkan mereka terlihat mirip satu sama lain, wajahnya, cara bicaranya, cara berjalannya. Seperti dua sahabat karib yang begitu dekat--karena, oleh dan untuk cinta.
--Tere Lije
Mungkin itu termasuk kalian, bukan?
Di dunia ini, banyak orang mencintai seseorang yang bahkan bicara dengannya langsung lebih dari 5 menit saja pun belum pernah.
Itulah kenapa urusan perasaan itu disebut 'gila'.
Mungkin itu termasuk kalian, bukan? Diam-diam memendam perasaan. Tapi tidak mengapa. Bersabarlah. Menunggu. Besok lusa, jika tiba waktunya, benar caranya, dan berjodoh, kalian bisa menghabiskan 50 tahun bersamanya.
Itulah kenapa urusan perasaan itu disebut 'gila'.
Mungkin itu termasuk kalian, bukan? Diam-diam memendam perasaan. Tapi tidak mengapa. Bersabarlah. Menunggu. Besok lusa, jika tiba waktunya, benar caranya, dan berjodoh, kalian bisa menghabiskan 50 tahun bersamanya.
MENJUAL SISIR
MENJUAL SISIR
Sebuah perusahaan membuat tes untuk menguji tiga calon staf penjualnya. Tesnya unik, yaitu menjual sisir di sebuah kompleks vihara. Tentu saja, tes ini dibilang unik karena para biksu yang ada di sana semuanya gundul, alias tak perlu sisir.
Keadaan inilah yang membuat calon pertama sangat kesulitan dalam menjalani tes ini. Pada akhirnya, ia hanya mampu menjual satu sisir. Itupun karena belas kasihan seorang biksu yang iba melihatnya..
Tapi, tidak dengαn calon kedua. Ia berhasil menjual sepuluh sisir. Namun katanya, ia tidak menawarkan sisir kepada para biksu, melainkan kepada para turis yang ada di sekitar kompleks itu. Ya, angin di sana memang cukup kencang sehingga sering membuat rambut jadi awut-awutan.
Lalu bagaimana dengan calon ketiga? Ia berhasil menjual 500 sisir!
Caranya? Ia menemui kepala vihara, lalu meyakinkan jika sisir yang dijualnya itu bisa jadi souvenir yang bagus untuk para wisatawan yang berkunjung ke kompleks vihara itu. Katanya lagi, kepala vihara bisa membubuhkan tanda tangan di atas sisir-sisir tersebut, dan itu akan menambah nilai sisir tersebut. Sang kepala vihara pun setuju untuk membeli ratusan sisir.
Teman-teman, ini mungkin hanya cerita ilustrasi.. Tapi dalam kehidupan sehari-hari, hal seperti ini bisa menjadi gambaran pemikiran banyak orang.
Apa yang sering dianggap orang sebagai penghambat terbesar karier mereka? Bukankah banyak orang sering kali menyalahkan keadaan? Ini yang membuat calon pertama gagal menjual sisir.
Sementara calon kedua, sudah berani "think out of the box". Namun ia masih terpaku pada fungsi sisir: hanya sebagai alat untuk merapikan rambut.
Akan tetapi calon ketiga berani berpikir bahwa sisir bukan hanya alat merapikan rambut, melainkan bisa menjadi souvenir.
Kita tidak bisa mengatur situasi seperti yang kita kehendaki. Tapi, kita bisa mengerahkan segenap kekuatan kita untuk mencari solusi. "Segenap kekuatan" bukan hanya terbatas otot atau semangat, tapi juga pikiran, ilmu, kreativitas, serta kerja keras.
Mari, maksimalkan segala potensi diri kita! Kedepankan cara berpikir positif dan serba mungkin. :) Salam sukses luar biasa!!
Sebuah perusahaan membuat tes untuk menguji tiga calon staf penjualnya. Tesnya unik, yaitu menjual sisir di sebuah kompleks vihara. Tentu saja, tes ini dibilang unik karena para biksu yang ada di sana semuanya gundul, alias tak perlu sisir.
Keadaan inilah yang membuat calon pertama sangat kesulitan dalam menjalani tes ini. Pada akhirnya, ia hanya mampu menjual satu sisir. Itupun karena belas kasihan seorang biksu yang iba melihatnya..
Tapi, tidak dengαn calon kedua. Ia berhasil menjual sepuluh sisir. Namun katanya, ia tidak menawarkan sisir kepada para biksu, melainkan kepada para turis yang ada di sekitar kompleks itu. Ya, angin di sana memang cukup kencang sehingga sering membuat rambut jadi awut-awutan.
Lalu bagaimana dengan calon ketiga? Ia berhasil menjual 500 sisir!
Caranya? Ia menemui kepala vihara, lalu meyakinkan jika sisir yang dijualnya itu bisa jadi souvenir yang bagus untuk para wisatawan yang berkunjung ke kompleks vihara itu. Katanya lagi, kepala vihara bisa membubuhkan tanda tangan di atas sisir-sisir tersebut, dan itu akan menambah nilai sisir tersebut. Sang kepala vihara pun setuju untuk membeli ratusan sisir.
Teman-teman, ini mungkin hanya cerita ilustrasi.. Tapi dalam kehidupan sehari-hari, hal seperti ini bisa menjadi gambaran pemikiran banyak orang.
Apa yang sering dianggap orang sebagai penghambat terbesar karier mereka? Bukankah banyak orang sering kali menyalahkan keadaan? Ini yang membuat calon pertama gagal menjual sisir.
Sementara calon kedua, sudah berani "think out of the box". Namun ia masih terpaku pada fungsi sisir: hanya sebagai alat untuk merapikan rambut.
Akan tetapi calon ketiga berani berpikir bahwa sisir bukan hanya alat merapikan rambut, melainkan bisa menjadi souvenir.
Kita tidak bisa mengatur situasi seperti yang kita kehendaki. Tapi, kita bisa mengerahkan segenap kekuatan kita untuk mencari solusi. "Segenap kekuatan" bukan hanya terbatas otot atau semangat, tapi juga pikiran, ilmu, kreativitas, serta kerja keras.
Mari, maksimalkan segala potensi diri kita! Kedepankan cara berpikir positif dan serba mungkin. :) Salam sukses luar biasa!!
Memiliki-mu
Memiliki-mu
Saya mencintai sunset,
menatap kaki langit, ombak berdebum
Tapi saya tidak akan pernah membawa pulang matahari ke rumah,
kalaupun itu bisa dilakukan, tetap tidak akan saya lakukan
Saya menyukai bulan,
entah itu sabit, purnama, tergantung di langit sana
Tapi saya tidak akan memasukkannya dalam ransel,
kalaupun itu mudah dilakukan, tetap tidak akan saya lakukan
Saya menyayangi serumpun mawar
berbunga warna-warni, mekar semerbak
Tapi saya tidak akan memotongnya, meletakkannya di kamar
tentu bisa dilakukan, apa susahnya, namun tidak akan pernah saya lakukan
Saya mengasihi kunang-kunang
terbang mendesing, kerlap-kerlip, di atas rerumputan gelap
Tapi saya tidak akan menangkapnya, dibotolkan, menjadi penghias di meja makan
tentu masuk akal dilakukan, pakai perangkap, namun tidak akan pernah saya lakukan
Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika kita cinta, bukan lantas harus memiliki
Ada banyak sekali jenis suka, kasih dan sayang di dunia ini
Yang jika memang demikian, tidak harus dibawa pulang
Egois sekali, Kawan, jika tetap kau lakukan.
Lihatlah, tiada lagi sunset tanpa matahari
Tiada lagi indah langit tanpa purnama
Juga taman tanpa mawar merekah
Ataupun temaram malam tanpa kunang-kunang
Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika sungguh cinta, kita akan membiarkannya
Seperti apa adanya
Hanya menyimpan perasaan itu dalam hati
Selalu begitu, hingga akhir nanti.
Saya mencintai sunset,
menatap kaki langit, ombak berdebum
Tapi saya tidak akan pernah membawa pulang matahari ke rumah,
kalaupun itu bisa dilakukan, tetap tidak akan saya lakukan
Saya menyukai bulan,
entah itu sabit, purnama, tergantung di langit sana
Tapi saya tidak akan memasukkannya dalam ransel,
kalaupun itu mudah dilakukan, tetap tidak akan saya lakukan
Saya menyayangi serumpun mawar
berbunga warna-warni, mekar semerbak
Tapi saya tidak akan memotongnya, meletakkannya di kamar
tentu bisa dilakukan, apa susahnya, namun tidak akan pernah saya lakukan
Saya mengasihi kunang-kunang
terbang mendesing, kerlap-kerlip, di atas rerumputan gelap
Tapi saya tidak akan menangkapnya, dibotolkan, menjadi penghias di meja makan
tentu masuk akal dilakukan, pakai perangkap, namun tidak akan pernah saya lakukan
Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika kita cinta, bukan lantas harus memiliki
Ada banyak sekali jenis suka, kasih dan sayang di dunia ini
Yang jika memang demikian, tidak harus dibawa pulang
Egois sekali, Kawan, jika tetap kau lakukan.
Lihatlah, tiada lagi sunset tanpa matahari
Tiada lagi indah langit tanpa purnama
Juga taman tanpa mawar merekah
Ataupun temaram malam tanpa kunang-kunang
Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika sungguh cinta, kita akan membiarkannya
Seperti apa adanya
Hanya menyimpan perasaan itu dalam hati
Selalu begitu, hingga akhir nanti.
Kehilangan
Kehilangan
Apakah kita sedih saat HP atau laptop milik kita hilang,
Tentu saja sedih, siapa yang tidak
Tapi apakah kita sedih kalau masa remaja, masa muda, masa-masa keemasan kita
Hilang begitu saja, tidak bisa dicari lagi.
Apakah kita sedih saat ditinggal pesawat, kereta, dan tiketnya hangus
Tentu saja sedih, siapa yang nggak
Tapi apakah kita sedih kalau kita telah ditinggal hari
Pagi telah berlalu, siang sudah lewat, menyisakan malam penuh sesal?
Orang2 banyak sedih karena putus cinta, kehilangan seseorang
Tentu saja sedih, mungkin begitu
Tapi apakah orang2 sedih saat putus hidayah, kehilangan kelembutan hati
Untuk mendengarkan nasehat, mendatangi majelis ilmu
Orang2 banyak sedih karena kehilangan lowongan pekerjaan
Tentu saja sedih, boleh jadi
Tapi apakah orang2 juga sedih saat kehilangan kesempatan berbuat baik?
Malah tidak peduli, dan tidak tahu menahu.
Orang2 banyak sedih karena ketinggalan menonton film, ketinggalan makan siang,
ketinggalan apalah, kehilangan entahlah
Tentu saja sedih, mungkin demikian
Tapi apakah orang2 juga sedih saat tahu dia telah kehilangan begitu banyak waktu
Tersia-siakan oleh hal-hal mubazir dan tidak perlu
Ada banyak sekali jenis kehilangan di dunia ini
Sayangnya, kadang kita lupa mana yang hakiki, mana yang tidak
Harta benda yang hilang bisa diganti, tapi masa remaja tak akan pernah kembali
Perjalanan bisa di-reschedule, tapi tidak ada jadwal ulang untuk waktu
Bahkan cinta bisa berganti, bersemi lagi, tapi hal-hal hakiki, boleh jadi sudah terlanjur pergi
Dan kita justeru telah kehilangan sesuatu yang seharusnya kita tangisi siang malam
Sayangnya kita tidak menyadarinya.
Apakah kita sedih saat HP atau laptop milik kita hilang,
Tentu saja sedih, siapa yang tidak
Tapi apakah kita sedih kalau masa remaja, masa muda, masa-masa keemasan kita
Hilang begitu saja, tidak bisa dicari lagi.
Apakah kita sedih saat ditinggal pesawat, kereta, dan tiketnya hangus
Tentu saja sedih, siapa yang nggak
Tapi apakah kita sedih kalau kita telah ditinggal hari
Pagi telah berlalu, siang sudah lewat, menyisakan malam penuh sesal?
Orang2 banyak sedih karena putus cinta, kehilangan seseorang
Tentu saja sedih, mungkin begitu
Tapi apakah orang2 sedih saat putus hidayah, kehilangan kelembutan hati
Untuk mendengarkan nasehat, mendatangi majelis ilmu
Orang2 banyak sedih karena kehilangan lowongan pekerjaan
Tentu saja sedih, boleh jadi
Tapi apakah orang2 juga sedih saat kehilangan kesempatan berbuat baik?
Malah tidak peduli, dan tidak tahu menahu.
Orang2 banyak sedih karena ketinggalan menonton film, ketinggalan makan siang,
ketinggalan apalah, kehilangan entahlah
Tentu saja sedih, mungkin demikian
Tapi apakah orang2 juga sedih saat tahu dia telah kehilangan begitu banyak waktu
Tersia-siakan oleh hal-hal mubazir dan tidak perlu
Ada banyak sekali jenis kehilangan di dunia ini
Sayangnya, kadang kita lupa mana yang hakiki, mana yang tidak
Harta benda yang hilang bisa diganti, tapi masa remaja tak akan pernah kembali
Perjalanan bisa di-reschedule, tapi tidak ada jadwal ulang untuk waktu
Bahkan cinta bisa berganti, bersemi lagi, tapi hal-hal hakiki, boleh jadi sudah terlanjur pergi
Dan kita justeru telah kehilangan sesuatu yang seharusnya kita tangisi siang malam
Sayangnya kita tidak menyadarinya.
Bukankah, atau bukankah
Bukankah, atau bukankah
Bukankah,
banyak yang berharap jawaban dari seseorang?
yang sayangnya, yang diharapkan bahkan tidak mengerti apa pertanyaannya
"jadi, jawaban apa yang harus diberikan?"
Bukankah,
banyak yang menanti penjelasan dari seseorang?
yang sayangnya, yang dinanti bahkan tidak tahu harus menjelaskan apa
"aduh, penjelasan apa yang harus disampaikan?"
Bukankah,
banyak yang menunggu, menunggu, dan terus menunggu seseorang
yang sayangnya, hei, yang ditunggu bahkan sama sekali merasa tidak punya janji
"kau menungguku? sejak kapan?"
Bukankah,
banyak yang menambatkan harapan
yang sayangnya, seseorang itu bahkan belum membangun dermaga
"akan kau tambatkan di mana?"
Bukankah,
banyak yang menatap dari kejauhan
yang sayangnya, yang ditatap sibuk memperhatikan hal lain
Bukankah,
banyak yang menulis puisi, sajak2, surat2, tulisan2
yang sayangnya, seseorang dalam tulisan itu bahkan tidak tahu dia sedang jadi tokoh utama
pun bagaimanalah akan membacanya
Aduhai, urusan perasaan, sejak dulu hingga kelak
Sungguh selalu menjadi bunga kehidupan
Ada yang mekar indah senantiasa terjaga
Ada yang layu sebelum waktunya
Maka semoga, bagian kita, tidak hanya mekar terjaga
Tapi juga berakhir bahagia
Bukankah,
banyak yang berharap jawaban dari seseorang?
yang sayangnya, yang diharapkan bahkan tidak mengerti apa pertanyaannya
"jadi, jawaban apa yang harus diberikan?"
Bukankah,
banyak yang menanti penjelasan dari seseorang?
yang sayangnya, yang dinanti bahkan tidak tahu harus menjelaskan apa
"aduh, penjelasan apa yang harus disampaikan?"
Bukankah,
banyak yang menunggu, menunggu, dan terus menunggu seseorang
yang sayangnya, hei, yang ditunggu bahkan sama sekali merasa tidak punya janji
"kau menungguku? sejak kapan?"
Bukankah,
banyak yang menambatkan harapan
yang sayangnya, seseorang itu bahkan belum membangun dermaga
"akan kau tambatkan di mana?"
Bukankah,
banyak yang menatap dari kejauhan
yang sayangnya, yang ditatap sibuk memperhatikan hal lain
Bukankah,
banyak yang menulis puisi, sajak2, surat2, tulisan2
yang sayangnya, seseorang dalam tulisan itu bahkan tidak tahu dia sedang jadi tokoh utama
pun bagaimanalah akan membacanya
Aduhai, urusan perasaan, sejak dulu hingga kelak
Sungguh selalu menjadi bunga kehidupan
Ada yang mekar indah senantiasa terjaga
Ada yang layu sebelum waktunya
Maka semoga, bagian kita, tidak hanya mekar terjaga
Tapi juga berakhir bahagia
Senin, 15 April 2013
Burung pipit, penyu dan pohon kelapa
Burung pipit, penyu dan pohon kelapa
Ada
tiga teman baik, burung pipit, penyu dan pohon kelapa. Ketiga-tiganya
menghuni sebuah pulau kecil, persis menghadap samudera luas. Bagaimana
mereka bertiga bisa berteman? Satu mahkluk udara, satu mahkluk air, satu
tumbuh2an. Jangan ditanya, karena sy juga tidak tahu jawabannya. Dalam
membuat sebuah perumpamaan, ada hal2 yang tidak perlu dibahas panjang
lebar, karena tidak ada gunanya. Jadi mari fokus saja ke ceritanya.
Insya Allah kalian akan suka.
Nah, tiga teman ini sedang saling bercerita, tentang petualangan mereka kemana saja selama bertahun2 terakhir. Si burung pipit mendapat giliran pertama bercerita. Dia bilang, dia barusaja terbang ke pulau-pulau lain, mengunjungi sawah2 luas, menatap kota2 besar, melihat banyak hal, menyaksikan hal2 menakjubkan. Jauh sekali, bisa puluhan kilometer terbangnya. Lincah. Maka pengalamannya tidak terbilang. Seru sekali mendengar cerita si burung pipit. Dua temannya bertepuk tangan senang.
Si penyu mendapat giliran kedua bercerita. Wah, kalian tahu penyu, bukan? Usianya ratusan tahun, dan sesuai siklus, mereka bisa berenang melintasi samudera untuk mencari pasangan dan bertelur. Maka ceritanya lebih dahsyat lagi. Si penyu bilang dia menyaksikan kota-kota di tempat jauh, gedung2 tinggi, budaya dan peradaban berbeda, mereka bisa berenang ratusan hingga ribuan kilometer, penjelajah air yang tangguh. Lebih seru lagi mendengar cerita si penyu ini. Dua temannya bertepuk riuh, senang.
Giliran si pohon kelapa yang bercerita terakhir kali. Aduh, si kelapa bingung mau cerita tentang apa? Gimana sih? Bukankah dia tumbuh2an, ya sudah takdirnya terbenam di tanah, pinggir pantai, tidak bisa kemana2, menyaksikan iri, menonton cemburu hewan2 lain yang berpetualang. Dia tidak bisa kemana2. Dia hanya bisa menatap matahari terbit, kemudian sorenya tenggelam, sunset, hanya disitu2 saja, dipinggir pantai sepanjang hidupnya. Aduhai, apa yang harus dia ceritakan?
Si burung pipit dan si penyu menunggu antusias. Ayolah si pohon kelapa, apakah kau tidak punya cerita petualangan yang hebat? Dua teman baiknya membujuk. Maka setelah diam sejenak, si pohon kelapa akhirnya bercerita. Tentu saja dia punya cerita petualangan hebat, my dear anggota page. Namanya juga ini tulisan karang2an si Tere Liye, pasti ada sebuah rahasia kecil yang disimpan si pohon kelapa.
Apa rahasinya? Ternyata sederhana sekali. Lihatlah buah2nya yang ranum, berwarna kelabu, matang, lantas jatuh sendiri di pasir pantai. Air pasang datang menggulung si buah2 kelapa yang terjatuh. Lantas membawanya pergi ke lautan luas. Kalian tahu, buah kelapa itu tahan banting, mengapung, terombang-ambing oleh ombak, ikut saja kemana dibawa, berhari-hari, berminggu2, berbulan2, hingga ke seberang benua jauh tak terbilang, hingga akhirnya kandas sendiri di pantai berbeda, akarnya keluar, tunasnya tumbuh, menjadi pohon kelapa yang tinggi. Itulah petualangan si pohon kelapa. Tidak terbilang ratusan buah2nya yang mengambang, melayari samudera luas.
Si burung pipit terdiam, kemudian berseru, "Amboi, bukankah itu buah2 kelapamu yang tumbuh di pulau seberang itu, Teman?". Si penyu juga tidak kalah berseru, "Astaga, kawan, aku mengenal buah kelapamu yang tumbuh di pulau ribuan kilometer sana. Sudah jadi pohon kelapa yang berbuah lebat. Ternyata itu buah darimu?"
Maka, my dear anggota page. Kata siapa? Kata siapa sih kalau kita hanya ditakdirkan ada di situ2 saja, tidak bisa kemana2, entah karena keterbatasan, entah karena memang sudah nasib, maka kita tidak bisa melakukan hal hebat? Tentu saja bisa. Lihatlah si pohon kelapa di pinggir pantai itu. Dia tidak bisa terbang, tidak bisa berenang, tapi buah2 miliknya melanglang buana kemana2, lebih jauh dibanding si burung pipit dan si penyu. Kita bisa melakukan hal yang sama persis. Kebaikan kita, entah itu melalui tulisan, bantuan, pertolongan, dsbgnya, bisa menyentuh sudut2 dunia. Dan hei, hari ini, dunia toh sudah tersambung begitu rupa oleh teknologi, maka sungguh lebih canggih lagi kesempatan petualangan "buah2 kebaikan" milik kita.
Demikianlah. Mari kita kirim "buah2 kebaikan" tersebut kemana2.
http://www.facebook.com/notes/darwis-tere-liye/burung-pipit-penyu-dan-pohon-kelapa/529482763768963
Nah, tiga teman ini sedang saling bercerita, tentang petualangan mereka kemana saja selama bertahun2 terakhir. Si burung pipit mendapat giliran pertama bercerita. Dia bilang, dia barusaja terbang ke pulau-pulau lain, mengunjungi sawah2 luas, menatap kota2 besar, melihat banyak hal, menyaksikan hal2 menakjubkan. Jauh sekali, bisa puluhan kilometer terbangnya. Lincah. Maka pengalamannya tidak terbilang. Seru sekali mendengar cerita si burung pipit. Dua temannya bertepuk tangan senang.
Si penyu mendapat giliran kedua bercerita. Wah, kalian tahu penyu, bukan? Usianya ratusan tahun, dan sesuai siklus, mereka bisa berenang melintasi samudera untuk mencari pasangan dan bertelur. Maka ceritanya lebih dahsyat lagi. Si penyu bilang dia menyaksikan kota-kota di tempat jauh, gedung2 tinggi, budaya dan peradaban berbeda, mereka bisa berenang ratusan hingga ribuan kilometer, penjelajah air yang tangguh. Lebih seru lagi mendengar cerita si penyu ini. Dua temannya bertepuk riuh, senang.
Giliran si pohon kelapa yang bercerita terakhir kali. Aduh, si kelapa bingung mau cerita tentang apa? Gimana sih? Bukankah dia tumbuh2an, ya sudah takdirnya terbenam di tanah, pinggir pantai, tidak bisa kemana2, menyaksikan iri, menonton cemburu hewan2 lain yang berpetualang. Dia tidak bisa kemana2. Dia hanya bisa menatap matahari terbit, kemudian sorenya tenggelam, sunset, hanya disitu2 saja, dipinggir pantai sepanjang hidupnya. Aduhai, apa yang harus dia ceritakan?
Si burung pipit dan si penyu menunggu antusias. Ayolah si pohon kelapa, apakah kau tidak punya cerita petualangan yang hebat? Dua teman baiknya membujuk. Maka setelah diam sejenak, si pohon kelapa akhirnya bercerita. Tentu saja dia punya cerita petualangan hebat, my dear anggota page. Namanya juga ini tulisan karang2an si Tere Liye, pasti ada sebuah rahasia kecil yang disimpan si pohon kelapa.
Apa rahasinya? Ternyata sederhana sekali. Lihatlah buah2nya yang ranum, berwarna kelabu, matang, lantas jatuh sendiri di pasir pantai. Air pasang datang menggulung si buah2 kelapa yang terjatuh. Lantas membawanya pergi ke lautan luas. Kalian tahu, buah kelapa itu tahan banting, mengapung, terombang-ambing oleh ombak, ikut saja kemana dibawa, berhari-hari, berminggu2, berbulan2, hingga ke seberang benua jauh tak terbilang, hingga akhirnya kandas sendiri di pantai berbeda, akarnya keluar, tunasnya tumbuh, menjadi pohon kelapa yang tinggi. Itulah petualangan si pohon kelapa. Tidak terbilang ratusan buah2nya yang mengambang, melayari samudera luas.
Si burung pipit terdiam, kemudian berseru, "Amboi, bukankah itu buah2 kelapamu yang tumbuh di pulau seberang itu, Teman?". Si penyu juga tidak kalah berseru, "Astaga, kawan, aku mengenal buah kelapamu yang tumbuh di pulau ribuan kilometer sana. Sudah jadi pohon kelapa yang berbuah lebat. Ternyata itu buah darimu?"
Maka, my dear anggota page. Kata siapa? Kata siapa sih kalau kita hanya ditakdirkan ada di situ2 saja, tidak bisa kemana2, entah karena keterbatasan, entah karena memang sudah nasib, maka kita tidak bisa melakukan hal hebat? Tentu saja bisa. Lihatlah si pohon kelapa di pinggir pantai itu. Dia tidak bisa terbang, tidak bisa berenang, tapi buah2 miliknya melanglang buana kemana2, lebih jauh dibanding si burung pipit dan si penyu. Kita bisa melakukan hal yang sama persis. Kebaikan kita, entah itu melalui tulisan, bantuan, pertolongan, dsbgnya, bisa menyentuh sudut2 dunia. Dan hei, hari ini, dunia toh sudah tersambung begitu rupa oleh teknologi, maka sungguh lebih canggih lagi kesempatan petualangan "buah2 kebaikan" milik kita.
Demikianlah. Mari kita kirim "buah2 kebaikan" tersebut kemana2.
http://www.facebook.com/notes/darwis-tere-liye/burung-pipit-penyu-dan-pohon-kelapa/529482763768963
Bulan purnama dan kita
Bulan itu tidak punya cahaya. Tapi kenapa dia bisa bersinar indah?
Karena dia memantulkan cahaya dari benda lain.
Jadi, jangan cemas jika kita merasa tidak memiliki cahaya sendiri
Jangan rendah diri, minder, itu tidak baik.
Pantulkan saja cahaya dari orang lain, kita akan ikut bersinar indah
Punya teman-teman yang baik dan saling menasehati
Pantulkan nasehatnya, repost, copas, share
Punya teman-teman yang pandai dan rajin
Pantulkan pandai dan rajinnya
Bahkan punya teman-teman yang jago main futsal
Pantulkan jagonya, ikut bermain bola
Maka kabar baiknya akan tiba,
Lama-lama, kita sendiri yang akan memiliki cahaya tersebut
Kenapa purnama itu bisa begitu elok?
Karena dia memantulkan cahaya matahari di malam yang justeru gelap.
Selalu begitu.
http://www.facebook.com/notes/darwis-tere-liye/bulan-purnama-dan-kita/529456823771557
Karena dia memantulkan cahaya dari benda lain.
Jadi, jangan cemas jika kita merasa tidak memiliki cahaya sendiri
Jangan rendah diri, minder, itu tidak baik.
Pantulkan saja cahaya dari orang lain, kita akan ikut bersinar indah
Punya teman-teman yang baik dan saling menasehati
Pantulkan nasehatnya, repost, copas, share
Punya teman-teman yang pandai dan rajin
Pantulkan pandai dan rajinnya
Bahkan punya teman-teman yang jago main futsal
Pantulkan jagonya, ikut bermain bola
Maka kabar baiknya akan tiba,
Lama-lama, kita sendiri yang akan memiliki cahaya tersebut
Kenapa purnama itu bisa begitu elok?
Karena dia memantulkan cahaya matahari di malam yang justeru gelap.
Selalu begitu.
http://www.facebook.com/notes/darwis-tere-liye/bulan-purnama-dan-kita/529456823771557
Langganan:
Postingan (Atom)